Kamis, 19 Juli 2012

BELAJAR SAXOPHONE YUK... (BEGINNER chapter 1)...


1. Pengenalan Dan Cara Perawatannya

1.1. Pengenalan
Saxophone merupakan instrumen musik jenis aerophone. Artinya instrumen yang memiliki sumber bunyi berdasarkan udara yang bergetar. Instrumen ini tergolong dalam instrumen tiup kayu walaupun bahan dasar instrumen tersebut terbuat dari logam. Gambaran umum saxophone: Badan dari saxophone dapat terlihat jelas berbentuk kerucut, bahannya terbuat dari metal yang tipis. Untuk mendapatkan nadanadanya, sepanjang tabung dibuat 18 – 20 lubang katup atau lubang nada dengan garis tengah yang semakin besar menyesuaikan bentuk tabungnya. Pada bagian yang lebih dekat dengan mouthpiece terdapat dua lubang katup kecil yang gunanya untuk memainkan nada-nada oktaf tinggi.

Sistem penjarian yang asli menurut Boehm, bahwa semua katup dikendalikan dengan semacam kunci, beberapa terbuka dan sementara lainnya tertutup pada waktu tidak dimainkan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa untuk jenis saxophone seperti huruf “U” supaya lebih mudah untuk dimainkan. Untuk ukuran bariton dan yang lebih besar lagi, badannya diperpendek dengan dua lipatan pada bagian atas.

Ada beberapa hal yang perlu dipelajari oleh siswa sebelum belajar memainkan instrumen saxophone. siswa harus benar-benar kenal namanama bagian dari saxophone dan tahu cara menggabungkannya. Saxophone terdiri dari empat bagian yaitu: mouthpiece, neck, body dan Bell. Gambar 3 dibawah ini menunjukkan nama-nama bagian dari saxophone.
Gambar


Mouthpiece mendapat perhatian pertama, yang mana bagian ini harus digabungkan lebih dahulu. Mouthpiece dan reed digabungkan dengan sebuah cincin logam yang disebut ligature sebagai pengikatnya.


Mouthpiece saxophone, aslinya terbuat dari kayu, tetapi sekarang umumnya terbuat dari ebonit dan metal, bahkan ada juga dari kaca atau plastik. Demikian juga dengan mouthpiece klarinet dapat dibuat dari bahan tersebut dengan ukuran yang berbeda. Jika dibanding dengan mouthpiece klarinet, dudukan reed yang disebut table, pada saxophone soprano bentuknya lebih lebar dan pendek.
Ruangan bagian dalam dari mouthpiece disebut tone chamber, sedangkan ujung dari ruangan ini disebut jendela “window”. (gambar 6)

Cara memasang reed pada mouthpice seperti pada gambar 7 tidak dibenarkan, karena posisi ujung reed tidak tepat pada ujung
mouthpiece. Hal demikian hanya menyebabkan bunyi yang dihasilkan kurang baik. Sedangkan pemasangan yang baik adalah posisi ujung reed simetris dengan ujung mouthpiece, seperti gambar 8.


Berikut dikenalkan perlengkapan sebuah mouthpiece dan cara pemasangannya


Cara pemasangan reed yang lebih aman adalah mengikuti langkahlangkah berikut:
(1). Letakkan reed pada mouthpiece dengan posisi yang benar;

(2). Masukkan mouthpiece yang sudah terpasang reed tersebut ke dalam ligature, dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai ujung reed terbentur ligature, karena bagian ujung reed sangat tipis dan mudah sobek:

(3). Setelah , mouthpiece dan ligature terpasang, aturlah posisi reed seperti dalam gambar 8 (posisi ujung reed simetris dengan ujung mouthpiece);

(4). Apabila posisi reed sudah benar, ligature dapat dikencangkan dengan cara memutar baut-baut pengeras supaya posisi reed tidak berubah atau bergeser.

1.2. Perawatan
Mengenai cara perawatan instrumen saxophone yang dianjuran adalah sebagai berikut:
Perawatan instrumen secara intensif, selain untuk alasan higienis, hal itu penting untuk menjaga agar instrumen tersebut dalam keadaan siap untuk dimainkan. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam perawatan instrumen tersebut adalah sebagai berikut:

1.2.1. Memegang instrumen saxophone hendaknya secara berhati-hati dan menghindari kemungkinan terjadi benturan dengan benda keras lainnya, sebab logamnya sangat tipis dan peka benturan.

1.2.2. Setelah selesai menggunakan segera membersihkannya, baik bagian luar maupun bagian dalamnya, bantalan-bantalan (pad) yang basah (akibat pernapasan), harus segera dikeringkan dengan menggunakan kain yang mudah menyerap air, atau dengan kertas yang halus dan lunak (kertas rokok).


1.2.3. Mouthpiece dan reed segera dicuci setelah selesai digunakan

1.2.4. Untuk meletakkan saxophone pada saat tidak dimainkan adalah sebagai berikut:
Dengan cara menggunakan tempat duduk khusus (saxophone stand), dengan cara ini instrumen berdiri bertumpu pada bagian bell dari saxophone.


1.2.4.2. Apabila tidak ada tempat duduk khusus kita dapat meletakkan saxophone dengan cara lain, yaitu dengan menidurkan instrumen pada permukaan yang datar dan rata, seperti meja, lantai atau diatas kopor saxophone (chase). Cara meletakkan seperti ini yang harus diperhatikan ialah jangan sampai ada bagian-bagian kunci yang menahan beban cukup berat dari saxophone, sebab bahan dasar instrumen ini terbuat dari logam yang lunak (mudah bengkok). Cara meletakkan saxophone seperti gambar 12 tidak dapat dibenarkan, sebab ada dua kunci terpaksa menahan beban cukup berat dari saxophone (kunci”d” dan “d#”), apabila hal ini berlangsung terus-menerus dapat mengakibatkan pergeseran antara katup dan lubang suara sehingga katup tidak berfungsi dengan baik.


Sedangkan cara meletakkan saxophone supaya aman pada waktu tidak sedang dimainkan adalah seperti contih dalam gambar 13 dibawah ini, yang mana pada bagian bell sebelah kanan dari saxophone terdapat lempengan plat logam yang berfungsi untuk pengaman katup nada (Bb, B, C, dan C#). Pada bagian inilah kita meletakkan saxophone dengan cara menidurkannya.


1.2.4.3. Penyimpanan instrumen dalam Kopor/kotak instrumen, sebaiknya diletakkan di tempat yang aman dan kering, serta perubahan suhunya tidak terlalu mencolok. Hal ini bermaksud untuk menjaga pemuaian ataupun penyusutan dari instrumen tersebut.

1.2.4.4. Perlu diperhatikan cara meletakkan kopor yang berisi saxophone jangan sampai terbalik seperti contoh dalam gambar 14. Dalam gambar tersebut dapat terlihat dengan jelas, sehingga bagian tersebut sangat rawan. Sedangkan cara-cara yang benar seperti contoh dalam gambar 15, disini saxophone bertumpu pada bagian yang bengkok seprti huruf “U”, bagian ini dilapisi plat logam sebagai pengaman.




2. Teknik Dasar Bermain Saxophone

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan bila akan belajar memainkan saxophone, yaitu cara memegang saxophone, teknik pernapasan, posisi bermain, teknik embosur (embouchure), teknik penjarian dan teknik peniupan.

2.1. Cara Memegang Saxophone
Sebelum mengangkat instrumen dari kopornya, sebaiknya terlebih dahulu menggabungkan mouthpiece dengan reed. Setelah posisi reed terpasang dengan benar, gabungkan dengan leher saxophone (neck dan mouthpiece).

Apabila mouthpiece, reed dan leher saxophone sudah tergabung, tali penggantung saxophone yang disebut sling dapat dipakai (dikalungkan pada leher pemain). Fungsi dari pada sling tersebut adalah untuk membantu ibu jari tangan kanan dalam menopang saxophone dengan cara mengaitkan ujung sling pada badan saxophone. Kemudian badan saxophone diangkat dari petinya dengan cara memegang pada bagian bellnya dan gabungkan badan saxophone tersebut dengan lehernya yang sudah terpasang mouthpiece. Sedang cara untuk menggabungkan badan dengan leher saxophone adalah:
Memegang badan saxophone pada tangan kanan dengan bertumpu pada pangkuan, sementara tangan kiri memegang leher yang siap digabungkan dengan badan saxophone.

2.1.1. Posisi jari telunjuk, jari tengah dan jari manis tangan kiri maupun kanan disesuaikan tepat pada permukaan katup nada dalam membentuk setengah melingkar.
Kelebihan dari posisi ini adalah memindahkan dalam memainkan gerakan-gerakan melodi yang cepat dan relaksasi selama bermain. Sedangkan cara yang tidak dianjurkan adalah posisi jari yang menempel lurus pada katup nada. Posisi ini memiliki kelemahan, kurangnya fleksibilitas serta ketegangan-ketegangan pada saraf motorik, sehingga pemain lekas merasa capai.
2.1.2. Posisi jari kelingking tangan kiri maupun tangan kanan harus dapat bergerak bebas untuk menjangkau kunci-kunci nada, yakni:
Jari kelingking tangan kiri harus bebas menjangkau kunci-kunci nada g#, c#, B dan Bb. Sedangkan untuk jari kelingking tangan kanan harus bebas menjangkau kunci nada Eb dan C.
Perlu ditekankan bahwa kedua jari kelingking tidak boleh menegang.
2.1.3. Latihan meniup saxophone.
Nada yang paling mudah untuk dibunyikan pada saxophone adalah nada “B”,
Di bawah ini ditunjukkan contoh latihan meniup saxophone dengan menggunakan nada “b” yang dimainkan dengan tempo lambat.

Kemudian dilanjutkan dengan nada-nada lainnya yang masih menggunakan jari-jari tangan kiri, yakni: Nada A. G dan C.



2.2. Pernapasan
Pernapasan yang dianjurkan, sebagaimana dalam pernapasan menyanyi dan memainkan alat musik tiup lainnya, adalah sistem pernafasan diafragmatis.
Alasan dari pernapasan diafragmatis yang dianjurkan seperti diatas adalah, selain terdapat volume udara yang lebih besar dan kuat dibanding dengan pernapasan paru-paru, juga hal itu sangat menentukan produksi suara serta kemampuan yang lebih sempurna dalam menjangkau teknik maupun etude-etude yang ada.
Di bawah ini adalah cara untuk melatih sistem pernapasan diafragmatis:
2.2.1. Hirup udara melalui hidung, bersamaan dengan itu rasakan aliran aliran udara melalui paru-paru menuju sekat rongga perut (diafragma), sekaligus rasakan pengembangan otot-otot disekitar perut (rusuk bawah, terutama pada sekat rongga badan)
2.2.2. Hembuskan melalui mulut secara rata, sekaligus merasakan aliran udara dan pengempisan otot-otot pada bagian perut secara perlahan-lahan.
Setelah proses pernapasan sudah dipahami, selanjutnya latihan pernapasan dapat dikontrol dengan cara sebagai berikut:
a. Tekan kuat-kuat kedua telapak tangan pada sisi pinggang dengan ibu jari melingkar di sisi depan perut dan keempat jari lain diletakkan di sisi bagian belakang.


b. Sementara kedua telapak tangan menekan pada sisi pinggang, bongkokkan badan kira-kira membentuk sudut 90°, kemudian tarik napas seperti petunjuk di atas, dan rasakan pengembangan otot-otot di sekitar perut bagian atas. Dengan cara tersebut akan lebih memudahkan dalam mengontrol pengembangan otot-otot perut dalam hu-bungannya dengan pernapasan diafragmatis.


c. Setelah melakukan hal tersebut berulangkali dan sudah dipahami, latihan pernapasan dapat dilanjutkan dengan posisi berdiri tegak.
Untuk mengontrol pernapasan diperlukan kecermatan sebsb pernapasan yang salah akan berakibat fatal bagi seorang pemain alat musik tiup.
Apabila latihan-latihan di atas sudah dapat dilalui dengan baik dan benar, berikut akan diuraikan tenteng posisi bermain saxophone.
2.3 Posisi Pemain
Posisi instrumen dan tubuh pada waktu bermain merupakan langkah awal yang perlu mendapat perhatian, terutama bagi siswa pemula. Hal ini sangat penting teknik pernapasan dan keleluasaan gerak tangan maupun jari.
Sikap bermain saxophone sebaiknya jangan terlalu tegang (tegap), dan sebaliknya jangan terlalu santai. Ambillah sikap yang wajar, baik dalam sikap berdiri maupun dalam sikap duduk.
2.3.1. Posisi Berdiri
Posisi berdiri seperti dalam gambar 25 dibawah ini selain terlalu kaku juga menghambat pernapasan serta menghambat keleluasaan gerak jari-jari kita.


Sedangkan posisi berdiri yang dianjurkan adalah:
Berdiri wajar, kepala agak menunduk dengan pandangan mata lurus kedepan. Adapun posisi saxophone agak sedikit dimiringkan ke kiri dengan menempelkan bagian bawah dari saxophone pada pinggul sebelah kanan. Hal ini sangat membantu keleluasaan gerak jari-jari dan menjaga supaya saxophone tidak banyak bergerak pada waktu dimainkan.


Dalam halaman berikut ini ditunjukkan gambar posisi leher yang tidak baik. Posisi seperti ini selain kurang sedap untuk dipandang juga dapat mengganggu pernapasan serta berpengaruh pada intonasi dari nada-nada yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena cara pemasangan antara mouthpiece dan leher saxophone yang kurang tepat.


Untuk menjaga supaya posisi leher pemain tidak seperti dalam gambar diatas, posisi mouthpiece pada leher saxophone harus digeser (diputar) sedikit ke kanan disesuaikan dengan kemiringan saxophone. Untuk menggeser posisi mouthpiece supaya leher pemain bisa tegak adalah sebagai berikut:
Ambillah sikap berdiri seperti dalam gambar nomor 26, sementara tangan kiri memegang mouthpiece yang kurang tepat posisinya dan putarlah ke kanan hingga posisi leher pemain tidak miring. Gambar berikut ini akan ditunjukkan bagaiman cara memutar mouthpiece.


2.3.2. Posisi Duduk
Pada posisi duduk tidak banyak berbeda dengan posisi berdiri. Perbedaan hanya pada posisi tubuh saja, sedangkan untuk posisi instrumen sama seperti pada posisi berdiri.
Dalam posisi duduk sebaiknya kita menggunakan kursi yang tidak memakai sandaran tangan, sebab sandaran tersebut akan mengganggu tangan dan saxophone pemain itu sendiri. Apabila terpaksa menggunakan kursi yang memakai sandaran tangan, dapat kita atasi dengan cara duduk miring ke kiri dari arah kursi kira-kira 45° dengan bertumpu pada pantat dan paha sebelah kiri. Gambar 29 ditunjukkan posisi duduk pada kursi yang memakai sandaran tangan.


2.4. Teknik Ambosur ( Embouchure )
Kata ambosur berasal dari bahasa Perancis “embouchure”. Sedangkan dalam istilah Inggris memiliki arti ganda, yaitu mouthpice dan bibir. Adapun pengertian umum dapat diartikan sebagai bibir. Untuk istilah musik (dalam permainan alat musik tiup), ambosur adalah posisi bibir dan gigi pada mouthpiece. Bentuk ambosur yang baik adalah sebagai berikut:
Letakkan gigi atas pada bagian atas dari mouthpiece; Lekatkan bagian dalam dari bibir di sekililing mouthpiece, sekaligus memajukan rahang bawah seperti sikap dalam menggigit (gigi bawah sejajar dengan gigi atas).

Ada dua macam jenis tiupan dalam alat musik tiup yaitu:
a. Meniup dengan udara dingin
b. Meniup dengan udara panas
Udara dingin dipergunakan untuk meniup alat musik tiup seperti:
piccolo, fluit sopran, hobo dan klarinet dari nada “A” keatas.
Udara panas dipergunakan untuk meniup alat musik tiup seperti: klarinet dari nada “Ab” kebawah ( Ab, G, Gb, F dan E ), saxophone, fagot, fluit alto, tenor dan fluit bass.
Untuk mewujudkan tiupan-tiupan diatas adalah, apabila kita meniupkan udara pada satu titik, akan terwujud udara dingin. Apabila kita menghendaki tiupan dengan udara panas, tiupkan udara dengan fokus satu titik yang lebar. Dalam meniup saxophone tidak hanya membutuhkan udara panas saja, tetapi harus didukung oleh ambosur yang benar serta tenaga yang relatif kuat.
Lebih lanjut Maezawa menjelaskan bahwa ambosur untuk saxophone yang benar adalah:
(1). Kerutkan kedua bibir (bibir atas dan bawah) hingga membentuk garis-garis pada permukaan bibir dan tariklah kedua sudut bibir ke tengah-tengah hingga bentuk bibir menyerupai huruf “O”;
(2). Masukkan mouthpiece kedalam mulut yang sudah membentuk huruf “O” sesuai kebutuhan kemudian tutuplah bibir disekeliling mouthpiece, sehingga apabila ditiup udara tidak akan bocor;
(3). Tiuplah mouthpiece tersebut dengan mengucapkan kata “dho” (seperti pada kata “dholan”).
Dengan meniup sambil mengucap kata “dho”, udara yang keluar adalah udara panas. (gambar 32)
Ambosur untuk saxophone berbeda dengan ambosur untuk klarinet. Untuk membentuk ambosur klarinet, tariklah bibir kesatu titik yang terletak di bawah ujung dagu.
Tetapi untuk membentuk ambosur saxophone kita harus menarik bibir kesatu titik yang letaknya di tengah-tengah antara bibir atas dan bibir bawah.
Dari ketiga pendapat tersebut di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa ketiga pendapat tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu membuat bibir supaya mengeras dan mewujudkan tiupan dengan udara panas.
2.5. Teknik Penjarian ( Fingering )
Sistem penjarian pada alat musik saxophone untuk petunjuk penggunaan kunci-kunci nada dan jari akan diberi tanda-tanda, huruf, titik ( ) dan lingkaran kecil ( ). Tanda huruf dan angka menunjukkan kuncikunci nada yang digunakan atau digerakkan. Tanda titik ( ), menunjukkan katup nada yang ditekan atau ditutup. Tanda lingkaran kecil ( ) menunjukkan katup nada yang tidak ditekankan atau dibuka. Di bawah ini akan ditunjukkan huruf-huruf dan angka-angka yang akan dipergunakan sebagai petunjuk kunci-kunci dan jari-jari.


2.6.3.1. Vibrasi
Vibrasi adalah kualitas getaran dalam nada yang dihasilkan oleh gerakan yang sangat rapat dari rahang bawah. Para saksoponis menggunakan vibrasi (khususnya dalam musik tarian) pada nada panjang. Pada tempo yang sangat lambat sampai sedang harus dicoba menggunakan vibrasi pada nada-nada seperempatan ( ),
dan teristimewa pada nada setengahan ( ) atau nada utuh ( ).
Apabila tanpa vibrasi nada saxophone memiliki warna yang kurang cemerlang bila dibanding dengan penggunaan vibrasi tersebut.






Selasa, 17 Juli 2012

Macam Macam Jenis Saxophone Keren dan aneh. The second

berikut ini ada beberapa jenis saxophone yang mungkin anda belum pernah lihat sebelumnya...
selamat menikmati...


================================================================
The Soprillo Piccolo Saxophone


Spesifikasi:
written range Bb 3–Eb 6, sounding Ab4-Db 7
1 octave above Bb soprano
same fingering as any modern saxophone
uses Eb , Ab or German style Bb clarinet reeds or sopranino sax reeds


SAMPLE SOUND DAN GAMBAR SOPRILLO LAINNYA KLIK DISINI

================================================

Bb Saxello Saxophone Sax



=================================================
Eb contrabass saxophone to low A

Spesifikasi:
range A 3 - F#6, sounding C1-A3
1 octave below the baritone saxophone
3 automatic octave keys
additional altissimo register valve to written D 7, sounding F 4
wide bore for a warm, voluminous tone
large toneholes for a free response and a large dynamic range
new neck design for less resistance
precisely shaped bore taper for an exact intonation
hydraulically formed neck and bows
bass saxophone mouthpiece
impressive overall height (177 cm = 70 inches) for more visual presence
same fingering positions as on any modern saxophone



====================================================
SUB CONTRABASS SAXOPHONE


==================================================
OCTRA CONTRA BASCA SAXOPHONE




===============================================
The CONN-O-SAX, a mezzo soprano sax in F (straight model)



=======================================================
SELMER PADLESS SAXOPHONE (Tanpa Pad Biasa)




==================================================

SLIDE SAXOPHONE


'Snub' Mosely and his Slide Saxophone!!


=====================================================
The CONN-O-SAX (mezzo soprano sax in F, straight model)
The Conn-O-Sax was introduced by Conn in the fall of 1928 as "something new". This instrument is a cross between a sax and the old heckelphone, or baritone oboe. Built in the key of F, the Conn-O-Sax had a natural key range from low A up to high G! Unfortunately, the instrument never really caught on and many unsold instruments were either destroyed in the factory or used for as vechicles for teaching repair to novice employees



===================================